JAMA AH MUJAHADAH
NIHADLUL
MUSTAGHFIRIN JATIROTO
Litachsilil jami’il maqoshid min
umuriddunya wal akhiroh
Sekretariat : Sokorejo RT.02/05 Kelurahan Jatiroto Kec.Jatiroto Kab.Wonogiri
Aqidah
EDISI.001 /01/I/2017
CIRI UTAMA AJARAN ASWAJA
Ada tiga ciri utama ajaran Ahlussunnah wal Jamaah atau kita sebut dengan
Aswaja yang selalu diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya:
1. AT-TAWASSUTH
at-tawassuth atau sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstrim kiri ataupun
ekstrim kanan. Ini disarikan dari firman Allah SWT:
شَهِيداً عَلَيْكُمْ
الرَّسُولُ وَيَكُونَ النَّاسِ عَلَى شُهَدَاء لِّتَكُونُواْ وَسَطاً أُمَّةً جَعَلْنَاكُمْ
وَكَذَلِكَ
Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan
(adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan
perbuatan) manusia umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran
penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian.(QS al-Baqarah: 143).
2. AT-TAWAZUN
at-tawazun atau seimbang dalam segala hal, terrnasuk dalam penggunaan dalil
‘aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli
(bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits). Firman Allah SWT:
بِالْقِسْطِ سُ النَّالِيَقُومَ وَالْمِيزَانَ
الْكِتَابَ مَعَهُمُ وَأَنزَلْنَا بِالْبَيِّنَاتِ رُسُلَنَا أَرْسَلْنَا لَقَدْ
Sunguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran
yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca
(penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. (QS al-Hadid:
25)
3. AL-I’TIDAL
al-i’tidal atau tegak
lurus. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:
اعْدِلُواْ تَعْدِلُواْ أَلاَّ عَلَى قَوْمٍ شَنَآنُ
يَجْرِمَنَّكُمْ وَلاَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاء لِلّهِ قَوَّامِينَ كُونُواْ آمَنُواْ
الَّذِينَ أَيُّهَا يَا
تَعْمَلُونَ بِمَا خَبِيرٌ اللّهَ إِنَّ اللّهَ
وَاتَّقُواْ لِلتَّقْوَى أَقْرَبُ هُوَ
Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang
yang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran)
yang adil. Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku
tidak adil. Berbuat adillah karena keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa.
Dan bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan. (QS al-Maidah: 8 )
Selain ketiga prinsip ini, golongan Ahlussunnah wal Jama’ah juga
mengamalkan sikap tasamuh atau toleransi. Yakni menghargai perbedaan serta
menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama. Namun, bukan
berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam
meneguhkan apa yang diyakini. Firman Allah SWT:
يَخْشَى أَوْ يَتَذَكَّرُ
لَّعَلَّهُ لَّيِّناً قَوْلاً لَهُ فَقُولَ
Maka berbicaralah kamu berdua (Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS) kepadanya
(Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan
takut. (QS. Thaha: 44)
Ayat ini berbicara tentang perintah
Allah SWT kepada Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS agar berkata dan bersikap baik
kepada Fir’aun. Al-Hafizh Ibnu Katsir (701-774 H/1302-1373 M) ketika
menjabarkan ayat ini mengatakan, “Sesungguhnya dakwah Nabi Musa AS dan Nabi
Harun AS kepada Fir’aun adalah menggunakan perkataan yang penuh belas kasih,
lembut, mudah dan ramah. Hal itu dilakukan supaya lebih menyentuh hati, lebih
dapat diterima dan lebih berfaedah”. (Tafsir al-Qur’anil ‘Azhim, juz III hal
206).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar