Sabtu, 14 Januari 2017

Amaliah Bulan Asyura'

JAMA AH MUJAHADAH
NIHADLUL MUSTAGHFIRIN JATIROTO
Litachsilil jami’il maqoshid min umuriddunya wal akhiroh
Sekretariat :Sukorejo Rt 02 /05Kelurahan Jatiroto Wonogiri

Sampaikanlah dariku meski satu ayat (al-Hadits)
AMALIAH HARI ASYURA’

Tanggal 10 Muharram adalah tanggal yang bersejarah yang penuh makna, yang perlu kita sikapi dengan berbagai kegiatan yang positif dalam upayameningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Banyak fadlilah dan peristiwa penting yang dialami para rasul, terjadi pada tanggal tersebut.Diantara sikap tersebut adalah,

1.    Menjadikan Tanggal 10 Muharram Sebagai Hari Kasih Sayang
Jika orang-orang Nasrani memiliki hari kasih sayang yang dikenal dengan sebutan Valentine’s Day, maka Islam mengajarkan pada bulan Muharram untuk lebih menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap anak–anak yatim, yang belum baligh tentunya. Rasulullah bersabda :
مَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلىَ رَأْسِ يَتِيْمٍ يَوْمَ عَاشُرْاَءَ رُفِعَ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً .
“Barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura’, maka akan diangkat derajatnya, setiap helai rambut (yang diusap) satu derajat.”(HR. Abullaits)
Istilah membelai rambut dalam hadits tersebut hanyalah kiasan saja. Karena tanda-tanda kasih sayang terhadap seorang anak adalah dengan membelai rambutnya. Namun yang lebih penting bukanlah belaian rambutnya, akan tetapi memberikan dan menyukupi kebutuhan mereka. Misalnya santunan makanan, pakaian, perlindungan, peralatan sekolah, atau fasilitas lainnya.Terlebih jika mau menjadi orang tua asuh bagi mereka, maka dijanjikan akan bersama-sama dengan Rasulallah kelak disurga.
2.    Mengisi dengan ibadah Puasa.
Puasatanggal 10 Muharram  sudah pernah dilakukan oleh kaum jahiliyyah bangsa Quraisy.  Mereka berpuasa pada hari itu, karena mereka beranggapan bahwa pada hari itu adalah hari kemenangan Musa AS terhadap Fir’aun, maka mereka mengagungkan hari itu dengan berpuasa.Ketika hal tersebut disampaikan kepadaRasulallah, maka beliau menjawab, “Kami lebih layak mengikuti jejak nabi  Musa dari pada kamu, maka kemudian Nabi SAW pun menyuruh para sahabat supaya berpuasa.”(HR. Said bin Jubair)
Dalam hadits lain disebutkan:
أَرْبَعٌ لَمْ يَدَعْهُنَّ اَلنَّبِيُّ ص.م  صَياْمُ عَاشُرَاءَ وَصَوْمُ يَوْمَ الْعَشْرِ وَصِيَامُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَانِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
“Empat macam yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW ; Puasa hari Asy syura’, puaasa hari-hari sepuluh, puasa tiga hari tiap bulan dan dua rakaat sebelum sholat shubuh.”(HR. Abu Laits).
Kemudian hadits lain juga menguatkan
صَوْمُ يَوْمِ عَاشُرَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَّةً . رواه مسلم
“Puasa pada hari Asyura’ (dapat) menghapus dosa untuk setahun yang telah lampau.”(HR. Muslim)
3.    Mengisi Dengan Ibadah Sholat.
Hujjatul Islam imam al-Ghazali menjelaskan amalan berupa shalat yang dilakukan pada malam suro, yaitu shalat yung biasa dilakukan para Salaf ash-Sholihin. Ini diriwayatkan dalam kategori shalat yang biasa dikerjakan oleh para ulama salaf, dan mereka menamakannya shalat Khoir. Mereka berkumpul untuk mengerjakan dan terkadang secara berjamaah. Diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri dia berkata, ‘Saya diberitahu oleh 30 sahabat Nabi saw. bahwa siapa yang  melaksanakan shalat tersebut pada malam itu, Allah melihatnya 70 kali, yang pada setiap kalinya Allah mengabulkan 70 hajatnya. Hajat yang paling rendah adalah ampunan.” (Ihya Ulumiddin, juz I hal 210)
Dalam Hadits lain disebutkan
مَنْ صَلَى فِيْهِ أَرْبَعَ رَكْعَاتٍ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ مَرَّةً وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ إِحْدَى وَخَمْسِيْنَ مَرَّةً غَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوْبَ خَمْسِيْنَ عَامًا
“Barang siapa sholat empat rakaat pada hari Asyura, yang pada iap rakaat membaca Fatichah satu kalidan surat Ikhlas sebanyak lima puluh satu kali, maka Allah akan mengampuni dosa selama lima puluh tahun.”
4.    Menggembirakan Anggota Keluarga.
Hal ini sesuai dengan Hadits riayat Baihaqi, yang menyebutkan ;
مَنْ أَوْسَعَ عَلىَ عِيَالِهِ وَأَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُرَاءَ أَوْسَعَ اللهُ إِلَيْهِ سَائِرَ سَنَةٍ
“Barang siapa melapangkan (memberi kelonggaran) keluarga dan ahlinya pada hari Asyura’ maka Allah akan melapangkan baginya pula pada tahun bersangkutan .”(HR. Al-Baihaqi)


Selain yang telah disebutkan diatas, amaliyyah–amaliyyah Hari Asyura yang lain adalah ;
1.    Memperbanyak membaca ;

حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ نِعْمَ اْلمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْر

Fadlilahnya  Insya Allah tidak mati  pada tahun itu.


2.    Mandi Sunah,

مَنْ اغْتَسَلَ وَتَطَهَّرَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ لمَ يَمْرِضْ فِيْ سَنَّتِهِ إِلاَّ مَرَضَ الْمَوْتِ

“Barangsiapa mandi dan bersuci pada hari Asyura’, maka pada tahun itu ia (dengan izin Allah) tidak akan mengalami sakit, kecuali sakit yang menyebabkan kematian.”

3.    Banyak bersedekah, Fadlilahnya, Allah akan menjauhkan dari siksa neraka sejauh jarak seekor gagak yang terbang tanpa henti, dari kecil sehingga ia mati.
4.     Menjenguk orang sakit ;

مَنْ عَادَ مَرِيْضًا فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَكَأَنَّمَا عَادَ مَرَضَى أَوْلاَدِ اَدَمَ كُلَّهُمْ

“Barang siapa menjenguk orang sakit pada bulan Asyura’, maka seakan-akan ia telah menjenguk semua orang yang sakit dari keturunan anak Adam.”


5.    Bercelak, keutamaannya, ia tidak akan terkena sakit mata pada tahun itu.
6.    Menjamu orang yang berbuka puasa, fadlilahnya akan mendapatkan pahala seperti memberi semua orang islam yang berpuasa.
Perlu diketahui, bahwa amalan-malan yang diakuan di Hari Asyura’ ini, sebagian besar tidak berlandaskan pada dasar yang cukup kuat, Namun sebagian Ulama’ menganjurkan sebagai bagian dari Fadloilul A’mal (Penambah keutamaan beribadah), atau pembangkit semangat beribadah, maka hal tersebut baik untuk diamalkan. Kecuali Berpuasa dan berbuat baik terhadap keluarga, maka keduanya mempunyai hukum yang kuat.

ASYURO’ HARI KERAMAT, BENARKAH?
Kalaupun ada kepercayaan bahwa bulan Suro itu merupakan bulan gawat atau bulan sial, atau “bulan keramat”, boleh jadi itu ada kaitannya dengan tragedi terbunuhnya sayyidina Husain bin Ali oleh anak buah Khalifah Yazid bin Muawiyah, yang terjadi pada hari ­Asyuro (tanggal 10) bulan Muharram. Dalam khazanah kitab kuning, memang ada pendapat yang menghubung-hubungkan puasa Asyuro’ dengan musibah Husain tersebut. Akantetapi kita tidak perlu memperpanjang dengan aplikasi yang belum tentu kebenaranya. 
Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa bulan ini adalah bulan yang istimewa bagi makhluk halus, sehingga banyak ritual-ritual mistis dilakukan pada bulan ini.
Lalu, apakah kita harus berhati-hati di bulan Syuro terhadap makhluk halus? Sikap berhati-hati, dalam pengertian positif, tidak hanya dianjurkan di bulan Syuro’ dan terhadap makhluk halus saja. Setiap saat kita dituntut untuk selalu berhati-hati bahkan terhadap diri kita sendiri.
Allah menciptakan beragam makhluk yang menghuni jagat alam raya ini. Mulai yang tampak dan dapat kita rasakan keberadaannya, sampai pada makhluk yang tidak tampak sama sekali semisal jin atau setan. Tidak pula Allah menciptakan mereka itu baik, karena di antara mereka ada pula yang buruk. Maka, tak salah Allah mengajarkan:
...مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ والنَّاسِ
...dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunya, yang (membisikkan) kejahatan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.”(QS. An-Naas).

Peristiwa-Peristiwa Penting Pada Hari Asyura’
±    Allah menerima Taubatnya Nabi Adam AS.
±    Allah mengangkat Derajat Nabi Idris AS.
±    Perahu Nabi Nuh diselamatkan.
±    Lahirnya Nabi Ibrahim, diangkatnya menjadi Kholilullah, serta diselamatkan dari api ketika dibakar oleh Raja Namrudz.
±    Allah menerima Taubat Nabi Dawud AS.
±    Allah mengangkat Nabi Isa AS ke langit.
±    Nabi Ayyub disembuhkan dari penyakitnya.
±    Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah ketika mengejar Nabi Musa AS
±    Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan hiu.
±    Allah menciptakan bumi, arsy, langit, dan gunung.
±    Allah menciptakan Adam dan Hawa.
±    Allah menciptakan Jibril.
±    Terjadinya kiamat.
Demikianlah betapa 10 Muharram adalah hari yang penuh dengan berkah dan kemuliaan karena ternyata dialamnya banyak terdapat peristiwa-peristiwa agung. Sekaligus adalah bulan dimana Islam memulai dengan paradigma baru dalam sejarah perjuangan dalam menyebarkan serta mengembangkan syari’at Islam, setelah kemudian melakukan Hijrah di negeri Madinah Al Munawwarah.


JAMAAH  MUJAHADAH  NIHADLUL  MUSTAGFIRIN  JATIROTO 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar