Sabtu, 14 Januari 2017

JAMA AH MUJAHADAH
NIHADLUL MUSTAGHFIRIN JATIROTO
Litachsilil jami’il maqoshid min umuriddunya wal akhiroh
Sekretariat : Sokorejo RT.02/05 Kelurahan Jatiroto Kec.Jatiroto Kab.Wonogiri
EDISI.002 /01/I/2017
PERWUJUDAN PRINSIP ASWAJA
Dalam tataran praktis, bahwa prinsip-prinsip ASWAJA dapat terwujudkan dalam beberapa hal sebagai berikut: (Lihat Khitthah Nahdliyah, hal 40-44)
1.       Akidah

a.       Keseimbangan dalam penggunaan dalil ‘aqli dan dalil naqli.
b.      Memurnikan akidah dari pengaruh luar Islam.
c.       Tidak gampang menilai salah atau menjatuhkan vonis syirik, bid’ah apalagi kafir.

2.       Syari’ah

a.       Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits dengan menggunanakan metode yang dapat dipertanggung­jawabkan  secara ilmiah
b.      Akal baru dapat digunakan pada masalah yang yang tidak ada nash yang jelas (sharih/qotht’i).
c.       Dapat menerima perbedaan pendapat dalam menilai masalah yang memiliki dalil yang multi-interpretatif (zhanni).

3.       Tasawuf/ Akhlak

a.       Tidak mencegah, bahkan menganjurkan usaha memperdalam penghayatan ajaran Islam, selama menggunakan cara-cara yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam.
b.      Mencegah sikap berlebihan (ghuluw) dalam menilai sesuatu.
c.       Berpedoman kepada Akhlak yang luhur. Misalnya sikap syaja’ah atau berani (antara penakut dan ngawur atau sembrono), sikap tawadhu’ (antara sombong dan rendah diri) dan sikap dermawan (antara kikir dan boros).

4.       Pergaulan antar golongan
a.       Mengakui watak manusia yang senang berkumpul dan berkelompok berdasarkan unsur pengikatnya masing-masing.
b.      Mengembangkan toleransi kepada kelompok yang berbeda.
c.       Pergaulan antar golongan harus atas dasar saling menghormati dan menghargai.
d.      Bersikap tegas kepada pihak yang nyata-nyata memusuhi agama Islam.

5.       Kehidupan bernegara
a.       NKRI (Negara Kesatuan Republik Indanesia) harus tetap dipertahankan karena merupakan kesepakatan seluruh komponen bangsa.
b.      Selalu taat dan patuh kepada pemerintah dengan semua aturan yang dibuat, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama.
c.       Tidak melakukan pemberontakan atau kudeta kepada pemerintah yang sah.
d.      Kalau terjadi penyimpangan dalam pemerintahan, maka mengingatkannya dengan cara yang baik.
6.       Kebudayaan
a.       Kebudayaan harus ditempatkan pada kedudukan yang wajar. Dinilai dan diukur dengan norma dan hukum agama.
b.      Kebudayaan yang baik dan tidak bertentangan dengan agama dapat diterima, dari manapun datangnya. Sedangkan  yang tidak baik harus ditinggal.
c.       Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan (al-­muhafazhatu ‘alal    qadimis shalih wal akhdu bil jadidil ashlah).
7.       Dakwah
a.       Berdakwah bukan untuk menghukum atau memberikan vonis bersalah, tetapi mengajak masyarakat menuju jalan yang diridhai Allah SWT.
b.      Berdakwah dilakukan dengan tujuan dan sasaran yang jelas.

c.       Dakwah dilakukan dengan petunjuk yang baik dan keterangan yang jelas, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan sasaran dakwah.

Ciri Utama Faham Aswaja

JAMA AH MUJAHADAH
NIHADLUL MUSTAGHFIRIN JATIROTO
Litachsilil jami’il maqoshid min umuriddunya wal akhiroh
Sekretariat : Sokorejo RT.02/05 Kelurahan Jatiroto Kec.Jatiroto Kab.Wonogiri
Aqidah    EDISI.001 /01/I/2017
CIRI UTAMA AJARAN ASWAJA

Ada tiga ciri utama ajaran Ahlussunnah wal Jamaah atau kita sebut dengan Aswaja yang selalu diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya:
1.  AT-TAWASSUTH

at-tawassuth atau sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Ini disarikan dari firman Allah SWT:
                
                شَهِيداً عَلَيْكُمْ الرَّسُولُ وَيَكُونَ النَّاسِ عَلَى شُهَدَاء لِّتَكُونُواْ وَسَطاً أُمَّةً جَعَلْنَاكُمْ وَكَذَلِكَ

Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian.(QS al-Baqarah: 143).
2.  AT-TAWAZUN

at-tawazun atau seimbang dalam segala hal, terrnasuk dalam penggunaan dalil ‘aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits). Firman Allah SWT:

بِالْقِسْطِ سُ النَّالِيَقُومَ وَالْمِيزَانَ الْكِتَابَ مَعَهُمُ وَأَنزَلْنَا بِالْبَيِّنَاتِ رُسُلَنَا أَرْسَلْنَا لَقَدْ

Sunguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. (QS al-Hadid: 25)
3.  AL-I’TIDAL

 al-i’tidal atau tegak lurus. Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:

اعْدِلُواْ تَعْدِلُواْ أَلاَّ عَلَى قَوْمٍ شَنَآنُ يَجْرِمَنَّكُمْ وَلاَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاء لِلّهِ قَوَّامِينَ كُونُواْ آمَنُواْ الَّذِينَ أَيُّهَا يَا
تَعْمَلُونَ بِمَا خَبِيرٌ اللّهَ إِنَّ اللّهَ وَاتَّقُواْ لِلتَّقْوَى أَقْرَبُ هُوَ

Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang yang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran) yang adil. Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku tidak adil. Berbuat adillah karena keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS al-Maidah: 8 )
Selain ketiga prinsip ini, golongan Ahlussunnah wal Jama’ah juga mengamalkan sikap tasamuh atau toleransi. Yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama. Namun, bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini. Firman Allah SWT:
                                   يَخْشَى أَوْ يَتَذَكَّرُ لَّعَلَّهُ لَّيِّناً قَوْلاً لَهُ فَقُولَ

Maka berbicaralah kamu berdua (Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS) kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan takut. (QS. Thaha: 44)

Ayat ini berbicara tentang perintah Allah SWT kepada Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS agar berkata dan bersikap baik kepada Fir’aun. Al-Hafizh Ibnu Katsir (701-774 H/1302-1373 M) ketika menjabarkan ayat ini mengatakan, “Sesungguhnya dakwah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS kepada Fir’aun adalah menggunakan perkataan yang penuh belas kasih, lembut, mudah dan ramah. Hal itu dilakukan supaya lebih menyentuh hati, lebih dapat diterima dan lebih berfaedah”. (Tafsir al-Qur’anil ‘Azhim, juz III hal 206).

Amaliah Bulan Asyura'

JAMA AH MUJAHADAH
NIHADLUL MUSTAGHFIRIN JATIROTO
Litachsilil jami’il maqoshid min umuriddunya wal akhiroh
Sekretariat :Sukorejo Rt 02 /05Kelurahan Jatiroto Wonogiri

Sampaikanlah dariku meski satu ayat (al-Hadits)
AMALIAH HARI ASYURA’

Tanggal 10 Muharram adalah tanggal yang bersejarah yang penuh makna, yang perlu kita sikapi dengan berbagai kegiatan yang positif dalam upayameningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Banyak fadlilah dan peristiwa penting yang dialami para rasul, terjadi pada tanggal tersebut.Diantara sikap tersebut adalah,

1.    Menjadikan Tanggal 10 Muharram Sebagai Hari Kasih Sayang
Jika orang-orang Nasrani memiliki hari kasih sayang yang dikenal dengan sebutan Valentine’s Day, maka Islam mengajarkan pada bulan Muharram untuk lebih menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap anak–anak yatim, yang belum baligh tentunya. Rasulullah bersabda :
مَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلىَ رَأْسِ يَتِيْمٍ يَوْمَ عَاشُرْاَءَ رُفِعَ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً .
“Barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura’, maka akan diangkat derajatnya, setiap helai rambut (yang diusap) satu derajat.”(HR. Abullaits)
Istilah membelai rambut dalam hadits tersebut hanyalah kiasan saja. Karena tanda-tanda kasih sayang terhadap seorang anak adalah dengan membelai rambutnya. Namun yang lebih penting bukanlah belaian rambutnya, akan tetapi memberikan dan menyukupi kebutuhan mereka. Misalnya santunan makanan, pakaian, perlindungan, peralatan sekolah, atau fasilitas lainnya.Terlebih jika mau menjadi orang tua asuh bagi mereka, maka dijanjikan akan bersama-sama dengan Rasulallah kelak disurga.
2.    Mengisi dengan ibadah Puasa.
Puasatanggal 10 Muharram  sudah pernah dilakukan oleh kaum jahiliyyah bangsa Quraisy.  Mereka berpuasa pada hari itu, karena mereka beranggapan bahwa pada hari itu adalah hari kemenangan Musa AS terhadap Fir’aun, maka mereka mengagungkan hari itu dengan berpuasa.Ketika hal tersebut disampaikan kepadaRasulallah, maka beliau menjawab, “Kami lebih layak mengikuti jejak nabi  Musa dari pada kamu, maka kemudian Nabi SAW pun menyuruh para sahabat supaya berpuasa.”(HR. Said bin Jubair)
Dalam hadits lain disebutkan:
أَرْبَعٌ لَمْ يَدَعْهُنَّ اَلنَّبِيُّ ص.م  صَياْمُ عَاشُرَاءَ وَصَوْمُ يَوْمَ الْعَشْرِ وَصِيَامُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَانِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
“Empat macam yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW ; Puasa hari Asy syura’, puaasa hari-hari sepuluh, puasa tiga hari tiap bulan dan dua rakaat sebelum sholat shubuh.”(HR. Abu Laits).
Kemudian hadits lain juga menguatkan
صَوْمُ يَوْمِ عَاشُرَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَّةً . رواه مسلم
“Puasa pada hari Asyura’ (dapat) menghapus dosa untuk setahun yang telah lampau.”(HR. Muslim)
3.    Mengisi Dengan Ibadah Sholat.
Hujjatul Islam imam al-Ghazali menjelaskan amalan berupa shalat yang dilakukan pada malam suro, yaitu shalat yung biasa dilakukan para Salaf ash-Sholihin. Ini diriwayatkan dalam kategori shalat yang biasa dikerjakan oleh para ulama salaf, dan mereka menamakannya shalat Khoir. Mereka berkumpul untuk mengerjakan dan terkadang secara berjamaah. Diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri dia berkata, ‘Saya diberitahu oleh 30 sahabat Nabi saw. bahwa siapa yang  melaksanakan shalat tersebut pada malam itu, Allah melihatnya 70 kali, yang pada setiap kalinya Allah mengabulkan 70 hajatnya. Hajat yang paling rendah adalah ampunan.” (Ihya Ulumiddin, juz I hal 210)
Dalam Hadits lain disebutkan
مَنْ صَلَى فِيْهِ أَرْبَعَ رَكْعَاتٍ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ مَرَّةً وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ إِحْدَى وَخَمْسِيْنَ مَرَّةً غَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوْبَ خَمْسِيْنَ عَامًا
“Barang siapa sholat empat rakaat pada hari Asyura, yang pada iap rakaat membaca Fatichah satu kalidan surat Ikhlas sebanyak lima puluh satu kali, maka Allah akan mengampuni dosa selama lima puluh tahun.”
4.    Menggembirakan Anggota Keluarga.
Hal ini sesuai dengan Hadits riayat Baihaqi, yang menyebutkan ;
مَنْ أَوْسَعَ عَلىَ عِيَالِهِ وَأَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُرَاءَ أَوْسَعَ اللهُ إِلَيْهِ سَائِرَ سَنَةٍ
“Barang siapa melapangkan (memberi kelonggaran) keluarga dan ahlinya pada hari Asyura’ maka Allah akan melapangkan baginya pula pada tahun bersangkutan .”(HR. Al-Baihaqi)


Selain yang telah disebutkan diatas, amaliyyah–amaliyyah Hari Asyura yang lain adalah ;
1.    Memperbanyak membaca ;

حَسْبِيَ اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ نِعْمَ اْلمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْر

Fadlilahnya  Insya Allah tidak mati  pada tahun itu.


2.    Mandi Sunah,

مَنْ اغْتَسَلَ وَتَطَهَّرَ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ لمَ يَمْرِضْ فِيْ سَنَّتِهِ إِلاَّ مَرَضَ الْمَوْتِ

“Barangsiapa mandi dan bersuci pada hari Asyura’, maka pada tahun itu ia (dengan izin Allah) tidak akan mengalami sakit, kecuali sakit yang menyebabkan kematian.”

3.    Banyak bersedekah, Fadlilahnya, Allah akan menjauhkan dari siksa neraka sejauh jarak seekor gagak yang terbang tanpa henti, dari kecil sehingga ia mati.
4.     Menjenguk orang sakit ;

مَنْ عَادَ مَرِيْضًا فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَكَأَنَّمَا عَادَ مَرَضَى أَوْلاَدِ اَدَمَ كُلَّهُمْ

“Barang siapa menjenguk orang sakit pada bulan Asyura’, maka seakan-akan ia telah menjenguk semua orang yang sakit dari keturunan anak Adam.”


5.    Bercelak, keutamaannya, ia tidak akan terkena sakit mata pada tahun itu.
6.    Menjamu orang yang berbuka puasa, fadlilahnya akan mendapatkan pahala seperti memberi semua orang islam yang berpuasa.
Perlu diketahui, bahwa amalan-malan yang diakuan di Hari Asyura’ ini, sebagian besar tidak berlandaskan pada dasar yang cukup kuat, Namun sebagian Ulama’ menganjurkan sebagai bagian dari Fadloilul A’mal (Penambah keutamaan beribadah), atau pembangkit semangat beribadah, maka hal tersebut baik untuk diamalkan. Kecuali Berpuasa dan berbuat baik terhadap keluarga, maka keduanya mempunyai hukum yang kuat.

ASYURO’ HARI KERAMAT, BENARKAH?
Kalaupun ada kepercayaan bahwa bulan Suro itu merupakan bulan gawat atau bulan sial, atau “bulan keramat”, boleh jadi itu ada kaitannya dengan tragedi terbunuhnya sayyidina Husain bin Ali oleh anak buah Khalifah Yazid bin Muawiyah, yang terjadi pada hari ­Asyuro (tanggal 10) bulan Muharram. Dalam khazanah kitab kuning, memang ada pendapat yang menghubung-hubungkan puasa Asyuro’ dengan musibah Husain tersebut. Akantetapi kita tidak perlu memperpanjang dengan aplikasi yang belum tentu kebenaranya. 
Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa bulan ini adalah bulan yang istimewa bagi makhluk halus, sehingga banyak ritual-ritual mistis dilakukan pada bulan ini.
Lalu, apakah kita harus berhati-hati di bulan Syuro terhadap makhluk halus? Sikap berhati-hati, dalam pengertian positif, tidak hanya dianjurkan di bulan Syuro’ dan terhadap makhluk halus saja. Setiap saat kita dituntut untuk selalu berhati-hati bahkan terhadap diri kita sendiri.
Allah menciptakan beragam makhluk yang menghuni jagat alam raya ini. Mulai yang tampak dan dapat kita rasakan keberadaannya, sampai pada makhluk yang tidak tampak sama sekali semisal jin atau setan. Tidak pula Allah menciptakan mereka itu baik, karena di antara mereka ada pula yang buruk. Maka, tak salah Allah mengajarkan:
...مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ . الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ والنَّاسِ
...dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunya, yang (membisikkan) kejahatan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.”(QS. An-Naas).

Peristiwa-Peristiwa Penting Pada Hari Asyura’
±    Allah menerima Taubatnya Nabi Adam AS.
±    Allah mengangkat Derajat Nabi Idris AS.
±    Perahu Nabi Nuh diselamatkan.
±    Lahirnya Nabi Ibrahim, diangkatnya menjadi Kholilullah, serta diselamatkan dari api ketika dibakar oleh Raja Namrudz.
±    Allah menerima Taubat Nabi Dawud AS.
±    Allah mengangkat Nabi Isa AS ke langit.
±    Nabi Ayyub disembuhkan dari penyakitnya.
±    Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah ketika mengejar Nabi Musa AS
±    Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan hiu.
±    Allah menciptakan bumi, arsy, langit, dan gunung.
±    Allah menciptakan Adam dan Hawa.
±    Allah menciptakan Jibril.
±    Terjadinya kiamat.
Demikianlah betapa 10 Muharram adalah hari yang penuh dengan berkah dan kemuliaan karena ternyata dialamnya banyak terdapat peristiwa-peristiwa agung. Sekaligus adalah bulan dimana Islam memulai dengan paradigma baru dalam sejarah perjuangan dalam menyebarkan serta mengembangkan syari’at Islam, setelah kemudian melakukan Hijrah di negeri Madinah Al Munawwarah.


JAMAAH  MUJAHADAH  NIHADLUL  MUSTAGFIRIN  JATIROTO 2016
Teks Khutbah Idul Fitri tahun 1438 H./2017 M.


NILAI FILOSOFI IDUL FITRI MENUJU PENSUCIAN JIWA SOSIAL


ألســــــــــــــــلا م عليـــــــكم ورحمــة الله وبركاته    
الله أكبر    لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا. لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره المشركون.لا إله إلا الله والله أكبرالله أكبر ولله الحمد
ألحمـد لله رب العـالمين ألذي أمرنا أن نقيـم الاجـتمـاع والاتحـاد والتواد د بين ألعـباد ونهـانا عـن التـفرق والتبـاغـض والابتـعـاد   أشـهـد ان لا إلــه إلا ألله وحـده لا شـريك لـه ألذي وعـد بيوم المـعاد  وأشـهـد أن سـيـدنا ومـولنـا مـحـمـدا عـبده ورسـوله ألحـائـز الشـرف والرفـق فـوق العـبـاد أللهـم صـل وســـلم على حبيـبنـا وشـفعيـنا محمــد وعـلى آلـه واسـحابـه ألمـطعيــن بشـريعــة الاســلام حـق ألاعـتمـا د.  أمـا بعـد.  أيـها الحـاضـرون إتـقـوا الله حـق تقـاتـه ولا تمـوتن إلا وأنتــم مســلمـــون.  أعـوذ با لله من الشــيطان الرجيــم باســـــم الله الرحمـــن الرحيــــم : يريـد ألله بكـم اليســر ولا يريـد بكــم العســر ولتـكمـلوا العـدة ولتكبـروا ألله على مـا هـداكــم ولعـلكـم تشـكرون. { ألبقـرة : 184}

Allahu Akbar……. 3x
Hadirin Ma’asyirol Muslimin Rohimakumullah….. !
          Untuk mengawali khutbah ini, marilah kita bersama-sama memuji dan bersyukur ke hadirat Allah SWT yang maha Ghafur, karena dengan rahmat dan taufik-Nya pada pagi hari yang cukup cerah ini yang disambut dengan senyumnya mentari di ufuk sebelah Timur dan diiringi dengan merdunya  kicauan burung-burung di pepohonan, Alhamdulillah kita telah dapat berkumpul dan bermuwajahah duduk bersimpuh rapat bergandengan  di atas sajadah kesadaran berlantaikan tanah pangkuan ilahi guna mengikuti dan melaksanakan shalat Idul Fitri di Tempat yang teramat muliya ini.
          Shalawat teriring salam, semoga tercurahkan kepada seorang hamba  pembela kebenaran, penerjang kebatilan, penegak keadilan dan hamba yang telah sukses membawa obor kemenangan bagi umat manusia di alam sejagat raya ini, tiada lain yaitu Baginda Nabi Agung Muhammad SAW.
Tidak lupa kepada keluarganya  yang suci para sahabatnya yang terpercaya juga kepada kita semua selaku umatnya yang tunduk patuh kepada ajaran Allah dan Rasul Nya…. Aamin …. !

Hadirin Jama’ah Iddul Fitri Yang Berbahagia……

         
selaku Khatib saya berwasiat khususnya untuk diri saya sendiri dan umumnya kepada bapak-bapak, ibu-ibu kaum muslimin, mari kita tingkatkan kesadaran dan keinsyafan iman kita kepada Allah SWT yang disertai taqwa yang sebenar-benarnya, karena hanya orang-orang yang bertaqwalah yang akan dapat menikmati  indah dan lezatnya kehidupan dunia dan akhirat.
ALLAHU AKBAR… 3x
Hadirin, Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah …….
          Dalam mengakhiri dan menutup bulan suci Ramadhan ini, kita sambut dengan takbir, tahmid dan tahlil sebagai pernyataan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan berkah-Nya Alhamdulillah kita telah dapat melaksanakan dan menyelesaikan ibadah puasa ramadhan,  sholat tarawih, dan telah pula menunaikan zakat.
           Seruan takbir, tahmid dan tahlil mengagungkan nama Allah, mengangkasa sejak tadi malam sampai pagi hari ini. Diucapkan oleh ratusan juta umat Islam di seluruh dunia. Tua, muda, laki-laki maupun perempuan sambil turun dan berjalan berduyun-duyun menuju masjid-masjid dan lapangan terbuka untuk melaksanakan shalat Iddul Fitri, sebagai tanda penutup ibadah puasa dan sebagai bukti selesainya program Ramadhan tahun ini.

Hadirin Yang dimulyakan Allah Swt……

Allahu Akbar 3X…, kini sampailah kita pada hari kemenangan, hari bahagia 1 Syawal tahun 1437 H, hari kita kembali pada fitrah, membersihkan diri dari segala macam kesalahan. Kita pakai baju baru, pikiran baru dan hidup baru, kembali untuk berbuat yang lebih baik dan baru.
          Lebaran harus kita isi tidak hanya sekedar saling ma’af-mema’afkan atau saling halal-menghalalkan, tetapi juga harus kita jadikan sebagai momentum untuk mengevaluasi diri, dalam meningkatkan kualitas keimanan kita kepad Allah Swt, sehingga terciptanya insan kamil ( manusia yang berkarakter parifurna)  yang menebarkan kesholihan vertika maupun kesholihan sosial.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah……

          Kini  kita merasa gembira, karena tugas suci sudah selesai dikerjakan. Sebulan penuh kita bergaul dengan Ramadhan, sebulan penuh kita bersahabat dengan kesuciannya, yang ditandai dengan pelaksanaan ibadah puasa dan shalat sunat tarawih.
          Gema takbir, tahmid dan tahlil sering kali menggugah sanubari kita menjadi gemetar, pilu dan sedih. Namun pernahkah kita merasa tertipu oleh kepalsuan hawa nafsu,  yang akhirnya terperosok pada perbuatan yang mencemari kesucian ibadah puasa kita?, atau pernahkah kita membayangkan, di saat hari lebaran ini, nasib dan keadaan saudara-saudara kita yang tinggal di rumah-rumah kertas, yang mukim di lorong-lorong sempit di sepanjang rel-rel kereta api, dan saudara-saudara kita kekurangan

Hadirin sidang shalat Iddul Fitri yang berbahagia…
          Di balik kegembiraan kita kali ini, ternyata kesedihan dan keterharuan muncul dan mencekam pula,…, bukan sedih karena tidak berbaju baru, bukan sedih tidak berpakain dan bersepatu baru, melainkan kita merasa di bulan suci itu sering tertipu oleh hawa nafsu yang mengakibatkan kita terpeleset. Di bulan suci kita banyak menyeru untuk berbuat baik, tetapi di bulan suci itu pula kita membiarkan perbuatan-perbuatan mungkar merajalela,.. di bulan suci kita menyeru persatuan, tetapi di bulan suci itu pula kita biarkan umat terkotak-kotak karena pagar khilafiyah, dan berbeda aspirasi politik… itu semua kita sadari dan kita sesali pada hari ini dengan thobat yang sesungguhnya.
Jama’ah Sholat Iddul Fitri Yang Terhormat…..
          Kini Ramadhan telah pergi, menghadap Illahi Rabbi untuk melaporkan seluruh amal perbuatan ibadah puasa kita, dan Insya Allah kita nanti akan melihatnya di hadapan Tuhan Yang Maha Adil dan Bijaksana.
Dengan sikap ikhlas dan jujur kita akui, bahwa kita sering kehilangan keseimbangan antara kepentingan agama dan dunia, sehingga hidup ini terasa berat sebelah dan pada gilirannya mengakibatkan kehampaan bathin
        Seorang ahli hikmah berkata : “Perhatikanlah ruhanimu dan cukupkanlah segala kebutuhannya, engkau dinamakan manusia sempurna bukan karena jasadmu, tetapi engkau disebut manusia adalah karena ruhanimu…….!”.
Bapak, Ibu Kaum Muslimin Yang Berbahagia……

          Pada saat ini,  kita sedang duduk bersimpuh di atas sejadah kesadaran bermandikan air mata penyesalan, kita seakan berada dibawah naungan payung keagungan Rabbul Gafur, sambil memohon ampun ke Hadirat-Nya atas segala kesalahan dan kealpaan kita. Kita merunduk di hadapan kebesaran-Nya sambil mencoba mengkaji kembali langkah salah dimasa yang telah sudah.
          Kini satu persatu muncul di hadapan kita, ternyata hidup ini penuh dengan noda dan dosa. Kita sering menyalah gunakan nikmat, gelar kebanggaan hanya digunakan untuk merendahkan martabat teman sesame

Hadirin dan hadirat sidang Iddul Fitri yang berbahagia…
          Untuk itu, sudah saatnya kita menyadari apa yang kita lakukan selama ini, saat inilah dan untuk selanjutnya kita kembali pada hakikat yang fitri, manusia yang memiliki citra yang ihsan, bukan manusia bertabi’at hewan dan Iblis.
Dengan demikian, akhlak buruk kita , mudah-mudahan pada pagi hari ini, sirna habis terkuras percikan kalimat takbir, tahmid dan tahlil.
Hadirin Ma’asyiral rahimakumullah…
          Puasa bukan hanya menahan dan memindahkan jadwal makan dan minum dari siang ke malam hari saja, tetapi jauh lebih dari itu puasa juga mengajarkan pada kita, perlunya sikap disiplin, jujur dan punya integritas moral yang tinggi. Begitu pula, puasa mendidik kita agar punya sikap tenggang rasa dan kesetia kawanan antara sesama, sehingga tonggak pembeda antara si kaya dan si miskin dapat dihapus dengan kesamaan kewajiban sama-sama menahan lapar dalam bentuk ibadah puasa. Maka di sinilah hati kita akan lunak dan merasa kasihan,… betapa getir dan pahitnya ketika si fakir miskin mau makan dan minum , namun tidak punya apa-apa yang akhirnya terpaksa mereka harus menahan lapar…!?

          Maka muncullah pikiran dan perasaan kita untuk menolong mereka, yaitu dengan mengeluarkan zakat fitrah atau zakat mal sebagai bukti kita ikut mengentaskan kemiskinan, terutama dalam rangka pemerataan ekonomi agar tidak hanya mengucur pada kelompok tertentu, yang pada gilirannya akan muncul kesenjangan  sosial,
          
          Dengan kalimat takbir, tahmid dan tahlil yang disertai dengan tobat (memohon ampun) kepada Allah SWT. Mudah-mudahan segala kotoran habis bersih tidak nampak, yang tertinggal hanya satu, yaitu denyutan jantung penyesalan penuh luka bekas langkah kepalsuan dan dosa. Dengan siraman takbir, tahmid dan tahlil, jiwa kita menjadi pasrah rasanya menyerah kalah, tunduk dihadapan Allah Yang Maha Besar.
          Hati berbisik tanpa suara, menyodorkan noda dan dosa disertai harapan suci, yaitu inayah, hidayah dan maghfirah-Nya agar senantiasa tercurah, ketahanan iman terjaga kemampuan untuk membuktikan bahwa Islam itu tinggi lebih terasa dan agar kehidupan kita sebagai umat Islam, sekaligus sebagai bangsa Indonesia tercipta sejahtera.
Hadirin yang berbahagia…
          Kini di hadapan kita terbentang padang karya yang luas, tugas suci yang murni yaitu amar ma’ruf nahi mungkar. Modal pokoknya adalah kesucian hati dan ketabahan jiwa sebagai hasil dari pembinaan ibadah puasa ramadhan satu bulan penuh khususnya.
Amar ma’ruf  nahi mungkar itu merupakan tugas kita bersama, menyeru orang untuk berbuat baik dan mencegah agar tidak berbuat jahat, baik di lingkungan keluarga maupun di sekitar tetangga, warga bangsa dan umat sejagat raya. Dan jangan sampai Iddul Fitri ini dicemari oleh limbah perbuatan dosa dan noda, yang menghilangkan kesucian ibadah kita.
Hadirin Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
    Untuk menghakhiri khutbah ini …. Mari kita bersama-sama menundukan kepala, mengkhusyukan hati sambil mengheningkan perasaan kita untuk berdo’a dan memohon ampunan kepada Allah SWT
Allahumma Ya Allah Ya Mannan !
Ya Allah Ya Tuhan kami….
           Singkapkanlah hati kami Ya Allah, supaya kami dapat mensyukuri ni’mat karunia yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan kepada ke dua orang Tua kami, serta masukanlah kami ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih dengan cara kasih sayang-Mu…
بارك الله لي ولــكم ونفــعـني وإيـاكــــم بمـا فيـه من الايــات والذكر الحكـــيم وتقبل مني ومنكـــم تلاوتـــه إنـــه هـو الغأفور الرحيـــــــــــم


                                                                                 Jatiroto  03 Januari 2017

                                                                                Ust. Abdul Rosyid.S.Pd.SD